Investasi Jepang Rp 16T Pacu Industri Hijau Batam

Admin

27/05/2025

3
Min Read

On This Post

Direktur Utama Wiraraja Indonesia, Akhmad Ma’ruf Maulana, menjelaskan bahwa PSN Kawasan Industri Wiraraja Green Renewable Energy and Smart-Eco Industrial Park (GESEIP) terwujud berkat sinergi yang kuat, dukungan penuh, serta berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Adapun dukungan dan kebijakan tersebut berasal dari Kementerian Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Kami sangat yakin dan optimis bahwa Indonesia akan terus menjadi destinasi utama investasi global dan memiliki daya saing tinggi di tingkat regional,” ujarnya, seperti yang dikutip pada hari Selasa (27/5/2025) dalam keterangannya.

Ma’ruf juga menekankan bahwa masuknya investasi sebesar US$ 1 miliar ini adalah representasi dari kepercayaan yang besar dari para investor, terutama dari Jepang, terhadap arah kebijakan pembangunan nasional yang tengah berjalan.

Menurutnya, hal ini juga tak lepas dari dukungan Presiden Prabowo Subianto yang telah menetapkan proyek tersebut sebagai bagian penting dari PSN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Nomor 12 Tahun 2025 hingga 2030.

“Komitmen yang kuat ini menjadi fondasi yang kokoh dalam mewujudkan pembangunan industri hijau yang kompetitif dan berkelanjutan,” kata Ma’ruf, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), dan Proyek Strategis Nasional (PSN) Kadin Indonesia.

Selanjutnya, Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kurniawan Ariadi, menekankan betapa krusialnya produktivitas sebagai kunci utama dalam transformasi ekonomi nasional.

“Kita harus bertransisi dari ekonomi yang mengandalkan tenaga kerja murah menjadi ekonomi yang berbasis pada pengetahuan, inovasi, dan keterampilan tingkat tinggi. Oleh karena itu, transformasi ekonomi Indonesia harus melibatkan berbagai sektor dan bersifat interdisipliner,” jelasnya.

Beliau menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang berupaya memastikan implementasi transformasi ekonomi melalui program percontohan di tiga provinsi, yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Bali. Selain ketiga provinsi tersebut, Jawa Barat juga dipilih sebagai pelopor transformasi industri masa depan melalui konsep smart integrated area.

Sebagai informasi, penandatanganan investasi ini dilakukan dalam forum bisnis dengan tema “Regional Infrastructure Investment Opportunities for Economic Transformation“, yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Jepang, pada hari Kamis (22/5) lalu.

Kemudian, Wakil Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Metropolitan Rebana Bidang Hubungan Kerja Sama, Budhiana Kartawijaya, menyampaikan mengenai peluang investasi di wilayah lain. Ia mencontohkan bahwa Jawa Barat adalah salah satu daerah yang berpotensi menjadi lahan investasi yang menarik.

“Kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Jawa Barat yang saat ini sedang berkembang pesat. Infrastruktur dan budaya adalah dua sisi mata uang yang sama,” terang Budhiana.

Ajakan serupa untuk berinvestasi juga disampaikan oleh Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau, Joni Hendra Putra. Ia menawarkan berbagai peluang investasi di Kepulauan Riau.

“Dengan status sebagai Free Trade Zone dan realisasi investasi pada tahun 2024 mencapai Rp 47,26 triliun, Kepulauan Riau menawarkan peluang investasi yang sangat besar, terutama di sektor energi, digital, dan kawasan industri,” ungkap Joni.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI Osaka, John Tjahjanto Boestami, menegaskan pentingnya kerja sama yang terjalin dalam forum ini bagi transformasi ekonomi Indonesia.

“Infrastruktur, ekonomi hijau, dan hilirisasi industri merupakan inti dari strategi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Hari ini, kita menyaksikan perkembangan penting menuju kerja sama yang lebih terdesentralisasi dan multilevel antara Indonesia dan Jepang,” jelas Konjen John. (ada/rrd) investasi jepang industri hijau batam proyek strategis nasional energi terbarukan kawasan industri